
Jakarta, Beritasatu.com – Survei terbaru lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa hanya 5% publik yang mendukung ide atau wacana presiden 3 periode. Mayoritas publik menginginkan masa jabatan presiden 2 periode tetap dipertahankan.
Survei SMRC ini dilakukan pada tanggal 13-20 Maret 2022 dengan wacancara tatap muka terhadap 1.027 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling). Margin of error dari survei ini kurang lebih 3,12% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Dari survei tersebut menunjukkan hanya 5% publik yang mendukung ide presiden 3 periode,” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani di acara rilis survei SMRC bertajuk “Sikap Publik terhadap Penundaan Pemilu” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV, Jumat (1/4/2022).
Deni menjelaskan, dari survei tersebut, mayoritas warga atau 73% menilai ketentuan masa jabatan presiden maksimal dua kali atau 2 periode harus dipertahankan. Hanya 15% yang menilai ketentuan tersebut harus diubah.
“Dari 15% yang menilai masa jabatan presiden harus diubah, 61% atau sekitar 9% dari total populasi ingin masa jabatan presiden hanya satu kali (untuk 5, 8, atau 10 tahun). Yang ingin lebih dari dua kali (masing-masing 5 tahun) hanya 35% atau hanya sekitar 5% dari total populasi,” terang Deni.
Deni menambahkan bahwa pendapat warga yang mayoritas ingin mempertahankan ketentuan masa jabatan presiden maksimal dua kali ini konsisten dalam 3 kali survei, pada Mei 2021, September 2021, dan Maret 2022.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/politik/910653/survei-smrc-hanya-5-publik-dukung-ide-presiden-3-periode